Sidoarjo, Getindo.com – Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo akan mengunjungi China dari 27 hingga 30 Agustus, kedua negara mengumumkan Selasa.
Bacaan pihak China mengatakan bahwa kunjungan Raimondo yang akan datang adalah atas undangan Menteri Perdagangan China Wang Wentao. Pihak A.S. tidak menyebutkan perincian seperti itu, dan mengatakan Raimondo akan bertemu dengan “pejabat senior RRC dan pemimpin bisnis A.S.”
Dia juga akan membahas “masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan komersial AS-Tiongkok, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha AS, dan bidang-bidang yang bisa dijadikan kerja sama,” demikian isi laporan AS.
Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan perjalanan Raimondo akan menjadi kesempatan bagi pemerintahan Biden untuk menjelaskan alasan di balik perintah eksekutif baru yang bertujuan mengatur investasi AS yang mendukung pengembangan teknologi sensitif Tiongkok.
Kunjungan Raimondo terjadi setelah kunjungan baru-baru ini yang dilakukan oleh Direktur CIA Bill Burns pada bulan Mei, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada bulan Juni, dan kunjungan terpisah pada bulan Juli yang dilakukan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Utusan Khusus AS untuk Iklim John Kerry.
“Kami tidak mengirim pejabat kabinet ke Tiongkok untuk mengubah Tiongkok, dan kami juga tidak berharap pembicaraan ini akan mengubah Amerika Serikat. Sebaliknya, kita masing-masing memiliki kesempatan melalui keterlibatan tingkat tinggi ini untuk memastikan bahwa ada landasan dasar yang stabil dalam hubungan bahkan ketika kita bersaing secara intensif di sejumlah bidang,” kata Sullivan kepada wartawan melalui telepon konferensi ketika ditanya tentang irama hubungan tersebut. pertemuan bilateral.
Sullivan menggambarkan hubungan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu sebagai hubungan yang “kompleks” dan “kompetitif” dan mengatakan pemerintahan Biden akan terus melakukan “diplomasi yang intens.”
“Kami fokus untuk melindungi keamanan nasional dan memastikan ketahanan rantai pasokan, serta mempertahankan hubungan ekonomi dengan Tiongkok. Dan selama Tiongkok mematuhi aturan dan bertindak sebagai aktor yang bertanggung jawab dalam perekonomian global, kami berpendapat bahwa perekonomian Tiongkok yang stabil adalah hal yang baik bagi dunia,” tambahnya.
Sumber: