Sidoarjo, getindo.com – Goldman Sachs merevisi kemungkinan resesi AS yang terjadi dalam 12 bulan ke depan, memangkas kemungkinan turun menjadi 20% dari 25% didukung aktivitas ekonomi yang terus menerus positif.

Kepala ekonom bank investasi di AS, Jan Hatzius, mengutip sejumlah data-data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan semula dalam laporan penelitian yang telah dirilis pada hari Senin.

“Alasan utama pemotongan kami adalah karena data baru-baru ini telah memperkuat keyakinan kami bahwa menurunkan inflasi ke tingkat yang dapat diterima tidak memerlukan resesi,” katanya.

Kepala ekonom mengutip aktivitas ekonomi Amerika Serikat yang tangguh, dan mengatakan bahwa pertumbuhan PDB di kuartal kedua berada di 2,3%. Rebound sentimen konsumen dan tingkat pengangguran turun menjadi 3,6% di bulan Juni juga menambah optimisme Goldman.

Perekonomian Amerika Serikat tumbuh sebesar 2% dengan cepat pada kuartal pertama.

Kamis lalu, data dari Departemen Tenaga Kerja Amerika menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal turun menjadi 239.000 untuk pekan yang berakhir 24 Juni, jauh di bawah perkiraan 264.000 dan menandai penurunan 26.000 dari minggu sebelumnya.

Ada juga “alasan fundamental yang kuat” untuk mengharapkan pelonggaran kenaikan harga konsumen berlanjut setelah inflasi inti bulan Juni, tidak termasuk makanan dan energi, naik pada laju paling lambat sejak Februari 2021.

Bank investasi, bagaimanapun, mengharapkan beberapa perlambatan di kuartal berikutnya sebagai akibat dari pertumbuhan pendapatan pribadi nyata yang lebih lambat secara berurutan.

“Tetapi pelonggaran dalam kondisi keuangan, rebound di pasar perumahan, dan ledakan pembangunan pabrik yang sedang berlangsung semuanya menunjukkan bahwa ekonomi AS akan terus tumbuh, meskipun pada kecepatan di bawah tren,” kata Hatzius.

Goldman masih mengharapkan kenaikan 25 basis poin dari pertemuan Federal Reserve yang akan datang minggu depan, tetapi Hatzius percaya bahwa itu bisa menandai yang terakhir dari siklus saat ini.

Sumber:

cnbc.com