• September 25, 2023
  • GetIndo
  • 0

  • Goldman Sachs memperkirakan kerugian kartu kredit akan terus meningkat hingga akhir tahun 2024/awal tahun 2025.
  • Hal yang tidak biasa adalah kerugian semakin besar di luar krisis ekonomi, kata perusahaan itu.
  • Kerugian kartu kredit saat ini mencapai 3,63%, naik 1,5 poin persentase dari bawah.

Sidoarjo, Getindo.com – Perusahaan kartu kredit mengalami kerugian dengan laju tercepat dalam hampir 30 tahun, di luar Krisis Keuangan Besar, menurut Goldman Sachs.

Kerugian kartu kredit mencapai titik terendah pada bulan September 2021, dan meskipun kenaikan awal kemungkinan merupakan pembalikan dari stimulus, kerugian tersebut meningkat pesat sejak kuartal pertama tahun 2022. Sejak saat itu, tingkat kerugian yang meningkat hanya terlihat dalam sejarah saat resesi tahun 2008.

Hal ini masih jauh dari selesai, prediksi perusahaan. Kerugian saat ini mencapai 3,63%, naik 1,5 poin persentase dari bawah, dan Goldman memperkirakan kerugian tersebut meningkat 1,3 poin persentase menjadi 4,93%. Hal ini terjadi pada saat orang Amerika berhutang lebih dari $1 triliun pada kartu kredit, suatu rekor tertinggi, menurut Federal Reserve Bank of New York.

“Kami pikir tunggakan dapat terus berkinerja buruk secara musiman hingga pertengahan tahun depan dan kerugian tidak akan mencapai puncaknya hingga akhir tahun 2024/awal tahun 2025 untuk sebagian besar emiten,” tulis analis Ryan Nash dalam sebuah catatan pada hari Jumat.

Hal yang tidak biasa adalah kerugian semakin besar di luar krisis ekonomi, ujarnya.

Dari lima siklus kerugian kartu kredit terakhir, tiga di antaranya ditandai dengan resesi, katanya. Dua yang terjadi saat perekonomian tidak dalam resesi adalah pada pertengahan tahun 90an dan 2015 hingga 2019, kata Nash. Dia menggunakan sejarah sebagai panduan untuk menentukan kerugian lebih lanjut.

“Dalam pandangan kami, siklus ini menyerupai karakteristik yang dialami pada akhir tahun 1990an dan agak mirip dengan siklus ’15 hingga ’19 di mana kerugian meningkat seiring dengan periode pertumbuhan pinjaman yang kuat dan laju normalisasi yang serupa sejauh ini dalam siklus ini. , kata Nash.

Sejarah juga menunjukkan bahwa kerugian cenderung mencapai puncaknya enam hingga delapan kuartal setelah pertumbuhan pinjaman mencapai puncaknya, katanya. Artinya siklus normalisasi kredit baru setengah jalan, sehingga prediksinya akhir tahun 2024, awal tahun 2025, ujarnya.

Nash melihat risiko penurunan terbesar bagi Capital One Financial, diikuti oleh Temukan Layanan Keuangan masyarakat yang ada disana.

Sumber:

cnbc.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *