Siapa yang tidak mengenal Bob Sadino? Karakter pengusaha uzur itu dikenal seantero negeri. Semasa hidupnya, pria bernama asli Bambang Mustari Sadino ini banyak memberikan dorongan bisnis (dikenal dengan nama Bob Sadiono). Ada banyak setting dan karakter yang bisa ditiru dari Bob Sadino yang mendirikan dan sukses membesarkan Kemfood dan Kem Chick.
Terkait dengan Ekonomi dan Kewirausahaan, dari semua perkataan Bob Sadino, ungkapan yang perlu diingat adalah bahwa bisnis dilakukan, bukan dibicarakan dan terus-menerus dibicarakan tanpa dilaksanakan. . Teori sederhana ini, kata Bob Sadino, bukan berasal dari bangku kuliah melainkan dari banyaknya kegagalannya dalam memulai usaha.
Tanpa menyinggung kalangan akademisi, Bob Sadino menjelaskan bahwa bisnis atau kewirausahaan adalah sesuatu yang dikerjakan dan tidak dibicarakan atau diperdebatkan panjang lebar. “Mengapa bertanya tentang prospek bisnis? Yang penting dikelola dulu. Tidak perlu membahas prospek. Kesempatan dibuat, tidak dipertimbangkan, ”kata pengusaha aneh ini.
Ia dilahirkan dalam keluarga yang mapan dan sebagian besar uang yang ia warisi dari orang tuanya dihabiskan untuk hobinya berkeliling dunia. Tahun 1967 ia kembali ke Indonesia, meski hartanya hanya dua mobil Mercedes tahun 1960-an. Satu mobil dijual untuk membeli tanah, satu lagi disewa dan dia juga menjadi sopir.
Bob Sadino juga bekerja sebagai buruh bangunan akibat kecelakaan lalu lintas yang membuat mobilnya rusak parah. Keberuntungannya dalam hidup datang ketika seorang teman menyarankan agar Bob Sadino mulai menjual telur. Inilah awal mula bisnis Kem Chick.
Dari peternakannya, telur dijual secara door to door, terutama kepada orang asing yang umumnya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Seiring waktu, bisnis akan terus berkembang. Bob Sadino tidak hanya menjadi pemasok telur dalam negeri, namun telah melebarkan sayap bisnisnya hingga menjual ayam dan sayuran organik. Ketika Bob Sadino melihat peluang pemasaran yang menjanjikan, yang pertama dilakukan adalah eksekusi, bukan penyimpanan ide bisnis dan diskusi terus menerus. Ketika diterapkan, pengusaha akan menemukan tantangan dan pelajaran yang tak terhitung jumlahnya dari banyak kegagalan selama operasi bisnis.
Tekad dan mentalitas pengusaha yang kuat juga terbentuk di tengah pahit manisnya penderitaan ekonomi. Bob Sadino mengatakan bahwa pengalaman tidak bisa didapatkan di dalam kelas. “Di kampus, mahasiswa seperti pemulung. Mereka menumpuk hal-hal yang kemudian memenuhi otak. Jika lama kelamaan menjadi sampah di otak mereka. Jadi semakin banyak belajar, semakin berprestasi,” kata Bob Sadino.
Sumber:
good job