Sidoarjo, Getindo.com – Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkenal dengan proyek infrastruktur dan transportasi yang sangat besar, mulai dari jalan tol hingga kereta berkecepatan tinggi. Dalam konteks besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk hal ini, banyak pihak yang ragu bahwa proyek-proyek tersebut tidak akan mampu memulihkan modal investasi.
Situasi ini telah dibahas oleh Profesor dan Pakar bisnis Rhénald Kasali menjelaskan bahwa beberapa kata kalimat serupa sampai ke telinganya. Namun menurutnya, pendapat masyarakat mengenai masalah ini berbeda-beda menurut cabang keilmuan masing-masing.
“Ada yang bilang sampai kiamat pun, kereta kecepatan tinggi tidak akan bisa mengembalikan modalnya. Ada cerita kecil, saya pergi ke Eropa dan hampir semua yang ada di sana tidak ada pengembalian investasi. swasta, ” katanya kepada Hub. Ruang angkasa
Salah satunya adalah kereta api di Swiss. Dia mengatakan kereta tiba di stasiun setiap 3 menit. Meski masyarakat berlibur pada hari Sabtu dan Minggu dan banyak menghabiskan waktu di rumah, kereta api tetap beroperasi meski jumlah penumpang minim.
“Tidak ada penumpang tapi tetap jalan, semakin baik, semakin baik. Membaca itu, kita lihat semuanya disubsidi. Jadi kalau akhir dunia tidak bisa membuat modal, kita pasti tidak akan membangunnya, dibangun untuk umum dan transportasi harus disubsidi.” jelasnya.
Selain itu, cerita lain yang didengarnya adalah soal kritik terkait pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Ada yang berpendapat belum saat yang tepat untuk membangun karena tidak terlalu diperlukan. Namun, menurutnya, hal tersebut bukan hanya soal waktu saja, tapi juga soal keadilan.
“Bukan hanya soal waktu, ada juga aspek keadilan yang setara, Kalau anda orang Sumatera, anda pasti bertanya-tanya kenapa semuanya dibangun di Jawa?”, “Menurut saya, kalau hanya dibangun di Jawa atau Jakarta, akan ada masalah keadilan, jadi konektivitas itu sangat penting,” ujarnya.
Menurutnya, dalam konsep ekonomi, keuntungan tidak hanya diukur dari laba atas investasi sebelum memutuskan akan membangun atau tidak. Bukan hanya soal kapan dibutuhkan, tapi juga soal branding.
“Ada juga yang bilang kenapa sekarang membangun kereta cepat Jakarta-Bandung padahal sudah ada viaduct dan jalan cepat, tapi menurut saya kita harus punya reputasi. “Lihat kalau bangga, ada fotonya ya? Transportasi kita jadi bertambah,” kata Rhenald.
“Lalu bagaimana pelabuhannya dibangun, bagaimana rel kereta apinya dibangun. Saya kira itu suatu hal yang patut dibanggakan dan saya senang melihat prestasi saya dan prestasi negara saya diapresiasi lebih dari sebelumnya,” tutupnya.
Sumber:
Mestinya untung gak sihhh