Kebakaran besar terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3) malam. Berikut beberapa informasi terkait kebakaran Pertamina Plumpang yang dirangkum dari detik.com. Penyebab Kebakaran
Pertamina Puranpan
Penyebab pasti kebakaran camp masih dalam penyelidikan. Namun, polisi telah mengidentifikasi penyebab sementara kebakaran tersebut.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan, Sabtu (4/3) saat meninjau langsung lokasi kebakaran di Terminal Terpadu Jakarta di Prangbang, Jakarta Utara.

“Tentunya untuk mencari tahu dari mana asal api itu berasal. Ini sedang didalami oleh tim. Saat ini, video pengawasan, saksi mata dan teknis yang diperlukan dari Kapolri

Listyo Sigit Prabowo juga terungkap pecahnya api. Ia mengatakan, kebakaran terjadi saat pengisian bahan bakar jenis Pertamax di lokasi.

“Dengan demikian pada saat kejadian pada WIB sekitar pukul 20.00 kemarin, yang bisa dijelaskan hanya pengisian atau penerimaan minyak Barongan Pertamax yang diterima di depo Prangpan,” terangnya lagi.

Terjadi masalah teknis selama proses pengisian bahan bakar. Kegagalan teknis menciptakan tekanan besar, diikuti dengan kebakaran. “Kemudian ada gangguan teknis yang menyebabkan overpressure. Kemudian ditemukan api,” ujarnya.

Akibat Kebakaran Pertamina Plumpang Akibat kebakaran
tersebut, puluhan orang tewas, puluhan luka-luka, dan juga ditemukan beberapa jenazah korban kebakaran.

Menurut data yang tercatat, jumlah korban di Koramir 01 Koca adalah 19 orang. Sedangkan korban tewas akibat kebakaran di depo RS Polri Prang Pang sebanyak 15 orang dan 1 bagian tubuh.

Selain korban jiwa, kebakaran Depot Pertamina Purimpan memaksa warga sekitar mengungsi.

Selain itu, Pertamina dan banyak warga juga mengalami kerusakan harta benda dalam kebakaran ini. Namun, hingga saat ini belum ada perhitungan yang jelas berapa jumlah kerusakannya.

Pertamina Plumpang Opsi Penanganan Pasca Kebakaran
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat situasi tersebut dan mengusulkan dua kemungkinan solusi untuk mencegah tragedi mengerikan itu terulang kembali.

Opsi pertama yang diajukan Jokowi adalah memindahkan depo Pertamina Puranpan ke Pulau Reklamasi. Di sisi lain, opsi kedua adalah relokasi warga setempat.

“Ini zona berbahaya. Saya tidak bisa menerimanya, tetapi harus ada solusi. Prang Pang boleh dipindahkan untuk membuka lahan atau penduduk boleh dipindahkan untuk pemukiman kembali,” kata Jokowi, Minggu (3/5/2023) di kawasan Prang Pang, Jakarta Utara.

Jokowi mengatakan dalam penyelidikan pemukiman kembali Pertamina akan segera diputuskan depo atau warga Plumpan untuk menentukan solusi yang diinginkan. Baginya, kawasan Prang Pang sebenarnya merupakan zona bahaya.

“Nanti diputuskan oleh Gubernur Pertamina dan DKI,” katanya.

Menurutnya, hal ini penting, apalagi gudang Pertamina Puranpan merupakan fasilitas penting dan pernah mengalami kebakaran sebelumnya.

“Terkait kebakaran, kajian teknis oleh badan independen harus segera dilakukan, apalagi di lokasi ini terjadi kebakaran berkali-kali,” kata Iwa, Senin (3 Juni 2023), kepada detikcom.

“Lokasi ini merupakan fasilitas kritis dan harus diinspeksi secara berkala agar peralatan dan SOP kerja kembali ke kondisi standar,” jelasnya lagi.

Di sisi lain, Pak Iwa juga menyampaikan bahwa lokasi depo Pertamina idealnya tidak berada di dekat pemukiman warga untuk menghindari skenario terburuk seperti kebakaran yang baru saja terjadi.

Jarak persis (antara penduduk dan depot) tidak diketahui karena tergantung pada ukuran dan kapasitas fasilitas. Peralatan kritis dalam penelitiannya perlu disimulasikan paling buruk,” kata Iwa.
 

“Lembaga yang vital dan berisiko tinggi ini harus cukup terisolasi dari masyarakat. Ini terjadi tidak hanya di masyarakat tetapi juga secara internal, dan harus dilindungi dengan kuat dari ancaman eksternal,” tegasnya lagi.

Terkait opsi yang sebelumnya diajukan Jokowi, Iwa menjelaskan, saat ini perlu dilakukan penjajakan terlebih dahulu. Oleh karena itu, opsi ini tidak boleh dibuat sembarangan. “Pilihan ini tidak boleh dianggap enteng dalam situasi ini, itu membutuhkan studi khusus,” katanya. Hal ini menurutnya penting, karena perlu mengkaji beberapa aspek, yakni aspek teknis, ekonomi, lingkungan dan sosial budaya.

“Biaya pemasangan depo jelas tinggi karena banyak kendala teknis. Banyak aspek sosial dalam relokasi warga karena terkait dengan kebiasaan masyarakat. Jadi saya kira pemerintah melalui Pertamina akan melakukan kajian ini,” ujar Iwa Kustodian Pertamina Plumpang.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *