Perusahaan tambang MIND ID menyatakan siap berinvestasi pada proyek pengecoran yang digarap PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Director of Portfolio and Business Development MIND ID Dilo Seno Widagdo mengumumkan bahwa sebagai pemegang saham INCO, MIND ID berkeyakinan juga dapat berpartisipasi dalam proses investasi proyek-proyek yang ada.
Sayangnya, Dilo mengaku sejauh ini belum ada pembicaraan dengan Vale Indonesia terkait investasi tersebut. Mereka siap ketika diminta berinvestasi.
“Kami mengajak pemegang saham kami untuk berinvestasi di Vale, kenapa kami para pemegang saham tidak pernah diundang untuk berinvestasi. MIND ID adalah pemegang saham kalau mau investasi (kita harus investasi), jelas Dilo.
Sekedar informasi, Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) China telah menandatangani perjanjian dengan produsen mobil global Ford Motor Co. menjalin kerjasama tripartit.
Ini bertujuan untuk mempromosikan produksi nikel yang berkelanjutan dan mendorong pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) yang lebih terjangkau.
Ketiga perusahaan tersebut berpartisipasi dalam proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa dengan kesepakatan definitif pada Kamis (30/3).
MIND ID akan mengakuisisi 20% saham di Vale Indonesia (INCO) senilai hingga $1,2 miliar.
Pemilik tambang, MIND ID, semakin bertekad untuk mengakuisisi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) jika proses penjualan berhasil. Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis MIND ID Dilo Seno Widagdo mengumumkan pihaknya siap secara finansial untuk mengakuisisi saham Vale.
Namun, jika saham yang dilepas hanya 11%, posisi MIND ID tidak akan menjadi pemilik mayoritas. Pihaknya juga siap membeli lebih dari 20% saham yang akan dilepas.
“Jadi kalau ditanya, apakah MIND ID punya kemampuan beli 11%? Kalau 11% kita enggak mau, tapi kalau mau beli 20% atau lebih,” ujar Dilo saat ditemui di DPR RI bangunan pada hari Rabu. (12/4). Dilo menjelaskan, pembelian 11% saham itu tidak menguntungkan perseroan. Selain itu, Vale Indonesia disebut memiliki kebijakan tidak membagikan dividen sebelum tahun 2027.
Dilo menegaskan, dari sisi pembiayaan, pihaknya siap jika nantinya proses penjualan dilaksanakan.
Menurut dia, nilai 20 persen yang akan dirilis sekitar US$1,2 miliar menurut perhitungan saat ini.
“Untungnya, laporan keuangan kami untuk MIND ID adalah Rp 23 triliun. Itu kira-kira kalau kita beli kapitalisasi pasarnya, mungkin 6.400 kali 20%, sampai $1,2 miliar,” jelas Dilo.
Sementara itu, proyek HPAL Blok Pomalaa milik Vale Indonesia mengolah bijih yang dipasok dari tambang Blok Pomalaa untuk menghasilkan nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP).
MHP merupakan produk nikel murah yang digunakan pada baterai listrik dengan kandungan nikel yang tinggi.
Pabrik HPAL akan dioperasikan di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara dan mampu memproduksi hingga 120 kiloton PLTMH per tahun.
Persiapan awal lokasi untuk proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai dan konstruksi penuh dijadwalkan akan dimulai akhir tahun ini. Operasi komersial dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2026.
Selain itu, pada Jumat (2/10) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) melakukan peletakan batu pertama pembangunan proyek penambangan dan pengolahan nikel rendah karbon terpadu.
Lokasi penambangan berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodop dan pabrik pengolahannya berada di Desa Sambalag Kecamatan Bungku Pesisir. Total biaya investasi proyek tersebut sebesar Rp37,5 triliun dan kapasitas produksi sebesar 73.000 ton per tahun.
Sumber: