Perempuan adalah tulang punggung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, sebagian besar UMKM di Indonesia adalah perempuan, yaitu 64,5 persen dari sekitar 64 juta UKM. Keberadaan aplikasi perpesanan seperti Whatsapp dinilai dapat membantu para pelaku usaha UMKM, termasuk perempuan. Berikut lima UMKM inspiratif yang berhasil mengekspor produknya ke luar negeri.
1. Haluan Bali, pakaian ramah lingkungan
Di usia 34 tahun, Defria Kirana berhenti dari pekerjaannya di bank. Defria kemudian mendirikan merek fesyen berkelanjutan di Bali yang menggunakan teknologi untuk menceritakan kisah di balik setiap produk kepada pelanggannya. HuluanBali, diluncurkan pada 2019, hanya menggunakan bahan ekologis tetapi dipadukan dengan digital printing. Apa yang benar-benar membedakan mereka adalah bahwa semua produk mereka dapat dipindai dengan smartphone dan diarahkan ke video atau gambar 3D yang menceritakan kisah setiap produk kepada pelanggan. Pada tahun 2020, perusahaan inovatif miliknya terpilih sebagai salah satu UKM terbaik oleh Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif. Selain menjadi pengusaha kreatif dan sukses, Defria memanfaatkan bisnisnya untuk memberdayakan perempuan lain. Semua karyawan Haluan Bali – dari buruh hingga juru tulis, dari penjahit hingga pemasok digital printing – semuanya perempuan. Dalam waktu empat tahun, HaluanBali mulai menjual produknya di berbagai daerah di Indonesia dan sekarang mengekspor ke Jepang, Korea, Australia, Arab dan Jerman. Defria menggunakan WhatsApp untuk memudahkan komunikasi dengan pelanggan. “Dengan WhatsApp Business, yang harus saya lakukan hanyalah mencantumkan semua produk saya tanpa harus mengirimkan gambar produk satu per satu ke pelanggan. Saya ingin penjualan terbesar di Bali juga terjadi di platform ini,” kata Defria.
2. Manika Jewellery, Perhiasan dari Bali
Pada 2015, Irene Setiawati mengambil alih bisnis perhiasan milik ayahnya. Irene tahu dia harus menemukan cara baru untuk terhubung dengan pelanggan. Didirikan pada tahun 1989, Manika Jewellery adalah toko perhiasan kuningan. Yang membuat tokonya unik adalah memadukan batu alam lokal Indonesia, yaitu batu kristal dan pirit. Irene mengatakan dia tidak memoles batu itu untuk menunjukkan sifat aslinya. “Saya menggunakan WhatsApp Business untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Yang menurut saya paling berguna adalah aplikasi ini memungkinkan bisnis membuat penjawab otomatis khusus yang mempercepat percakapan dan transaksi,” kata Irene. Merek Inacraft 2022 pemenang penghargaan mengekspor perhiasannya ke AS, Inggris, Belanda, dan Jepang. Selain menjadi UKM yang sukses, Irene menjalankan Manika sebagai bisnis inklusif yang memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas.
3. Bajak ikan teri: Aneka olahan ikan teri medan
Gourmets Indonesia sangat menyukai ikan teri. Namun Windi Septia, pengusaha berusia 32 tahun asal Medan, juga menyukai orang Malaysia. Bersama Bajak Laut Ikan Teri berinovasi dengan bahan-bahan yang sederhana, menjadikan ikan teri medan menjadi sambal ikan teri, snack ikan teri dan ikan teri mentah. “Bisnis ini saya mulai tahun 2013, mulai berjualan online melalui WhatsApp Business, berkomunikasi dan mengkoordinasi pesanan dengan pelanggan melalui itu. Seiring berjalannya waktu, hal ini meningkatkan penjualan kami,” ujar Windi. Teri Bajak mengekspor ke Malaysia dan meraih Creative Words Award pada tahun 2017 Kota Medan, pusat wisata Indonesia, dan 2021 milik Kementerian Industri Kreatif.
4. Rempah Karsa: Minuman tradisional Indonesia diekspor ke Australia
Puji F. Susanti adalah seorang entrepreneur dengan banyak talenta. Pengusaha sukses berusia 35 tahun ini juga menjadi public speaker dan bersertifikat master jamu. Puji memulai perusahaannya yang berbasis di Jakarta, Rempah Karsa, pada tahun 2018, membuat minuman tradisional menggunakan rempah-rempah asli Indonesia. Puji membuat berbagai jenis tisan (campuran bumbu kering yang bisa dijadikan teh), sirup bumbu (sirup yang terbuat dari campuran rempah-rempah), bregas (sejumlah imuna), dan jamu segar. Rempah Karsa menggunakan 100% bahan alami tanpa tambahan perasa, pewarna atau pengawet dan bersumber dari petani di Jawa Barat dan Papua. Puji mewakili bisnisnya di Expo Dubai 2021 dan saat ini sedang menjajaki ekspor ke Australia dan Eropa Timur. “Menggunakan WhatsApp Business membantu saya berkomunikasi lebih teratur dan mudah dengan pelanggan untuk memberi tahu mereka tentang produk dan penawaran kami,” kata Puji.
5. Rifera: Aksesoris cantik dari kayu bekas
Natalia, pengusaha berusia 38 tahun asal Palembang, menjalankan bisnis aksesoris inovatif yang menghargai keberlanjutan. Rifera mendaur ulang limbah kayu dan memadukannya dengan kain tenun lokal menjadi tas dan sepatu. Natalia baru mendirikan Rifera pada 2019, tetapi sudah mengekspor ke Malaysia, Vietnam, Singapura, Hong Kong, Paris, dan Amerika Serikat. “Melalui pelatihan-pelatihan WhatsApp dan ukmindonesia.id untuk UKM, saya mendapatkan informasi berharga dan relasi bisnis serta meloloskan produk kami untuk mengikuti berbagai pameran. Ini akan membantu Rifera untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Natalia Award setelah menjadi runner-up UKM inovatif- atas Sumatera Selatan pada tahun 2021.
Sumber: